Berdasarkan ketetapan pemerintah
bahwa di Indonesia besok akan memasuki hari pertama bulan suci ramadhan, senang
sekali rasanya. Akhirnya bulan yang selama ini ditunggu-tunggu datang juga
walaupun setiap malam aku sering melihat bulan yang terang benderang. Dalam
agama Islam bulan suci ramadhan adalah bulan terbaik diantara bulan-bulan
lainnya karena pada bulan ini diturunkan Kitab Suci Alquran kepada Utusan Allah
yaitu Nabi Muhammad SAW, oleh karena itu pada bulan ini juga umat islam
dianjurkan untuk memperbanyak membaca dan memahami isi dari Alquran tersebut.
Saat ini aku masih tinggal di
Bandung, dan ternyata tidak hanya di Bandung melainkan dikota asalku Lampung kata
mamaku saat kami sedang bertelpon disana juga sedang musim hujan. Karena musim
hujan cuaca jadi dingin, dan mulai pada pergantian cuaca itulah aku mulai mudah
terserang penyakit. Aku mulai terkena pilek yang hampir setiap saat membuatku
menarik tissue dari tempatnya dan membuatku membeli stock tissue yang baru,
setelah pilekku agak reda aku terkena penyakit yang lainnya lagi yaitu batuh
disertai dahak. Kebetulan aku adalah orang yang tak begitu suka meminum obat
karena menurutku pengaruh obat hanyalah bergantung pada sugesti masing-masing
orang, gampang sekali rasanya menasehati orang bahwa penyakit itu bisa cepat
hilang tergantung dari sugesti kita masing-masing.
Tapi untuk menerapkannya pada
diriku sendiri, lumayan sulit rasanya. Disaat penyakitku ini sudah berjalan
sekitar 3 hari aku kembali teringat ketika dulu sewaktu aku sedang SMP dan
kebetulan saat itu papahku sedang sakit beliau menyedu jamu untuk dirinya dan
beliau bilang kalau kita sebagai orang Indonesia harus belajar mengenal jamu
sebagai obat tradisional Indonesia, akupun sebenarnya pernah meminum jamu namun
sudah lama sekali sepertinya. Terakhir kali aku minum jamu gendong adalah
ketika aku masih SD dulu karena didaerahku masih merupakan daerah kota yang
belum begitu berkembang jadi masih banyak tukang jamu gendong yang lewat dan
tetangga-tetanggaku juga masih membiasakan dirinya untuk meminum jamu.
Dan dimalam itu yaitu malam
ketiga saat aku sakit, setelah makan makanan favoritku Sate Ayam ketika aku
sakit aku langsung meniatkan diriku untuk pergi ke Counter Jamu menggunakan
sepeda motor, kebetulan didekat kawasan kampusku kawasan pendidikan Telkom lumayan
banyak orang yang membuka counter jamu dan setahuku sepertinya kebanyakan dari
mereka yang membuka counter jamu itu adalah perantauan yang berasal dari Jawa
Tengah ke Timur karena saat aku berbicara kepada mereka kebanyakan dari mereka
yang berlogat jawa. Itu adalah pertama kalinya aku meminum jamu di counter, aku
minta langsung disedu ditempat. Ketika aku datang, saat itu aku mengenakan
topi, celana training panjang, kaos tangan panjang dan aku lapisi dengan jaket
ketat panjang untuk melindungi tubuhku dari kedinginan.
Dan aku mulai masuk ke counter
jamunya, aku melihat ada pasangan suami istri yang sedang memesan jamu. Ada
segerombolan bapak-bapak yang terlihat seperti kuli bangunan, dan aku langsung
bilang ke tukang peracik jamunya. Tukang peracik jamunya ada 2 orang, yaitu
mas-mas yang sepertinya seumuran denganku dan satu lagi bapak-bapak hampir
ketuaan yang mengenakan peci. Bapak itu terlihat alim karena ia mengenakan
peci, tapi kalau ia mengenakan peci mengapa ia menjadi peracik jamu. Bukankah
lebih baik ia tetap berada dimasjid, tapi setelah aku pikir-pikir menjadi
peracik jamu tak kalah dengan menjadi guru. Kalau menjadi guru, kita dapat
mewariskan ilmu yang kita miliki kepada murid-murid. Dari situ kita mendapatkan
pahala, dan kalau menjadi peracik jamu kita membantu orang-orang yang sakit untuk
sembuh atau yang sehat ingin tetap sehat. Tapi semua pahala tetap kembali pada
perhitungan Allah SWT.
Aku langsung bilang kepada bapak
yang mengenakan peci mengenai penyakitku, kataku “Pak minta jamu untuk sakit”.
Karena bapak tua itu sedang meracik jadi mas yang ada disebelahnya mencoba
untuk membantunya dengan menjawab pertanyaanku “Sakit apa ?” kata ma situ. Lalu
aku jelaskan tentang masalah yang kualami kalau aku mengalami sakit
tenggorokan, badan kedinginan, dan ingin menjaga usus agar tetap sehat. Lalu
bapak tua tadi menjawab “Khusus”, kemudian aku lebih mengeraskan suaraku “Usus”
kataku. Kupikir dengan ucapan yang kedua kalinya ini bapak tua itu sudah
mengerti, lalu tiba-tiba bapak tua tadi menjawab “Oooo.. Jamu khusus, iya nanti
dibuatkan jamu khusus”. Jegerrr pikirku. Untunglah mas yang disebelahnya mencoba
membantu menjelaskan kepada bapak tua itu hingga akhirnya si bapak mengerti.
Orang yang ada di counter jamu
itu terlihat tertawa semua melihatku, dalam pikiranku saat itu mungkin mereka
melihatku berbicara seperti sedang mengonsultasikan penyakitku ke dokter saja. Ya
mau bagaimana lagi, memang inilah yang kualami kalau tidak kuceritakan lalu apa
yang ingin kusembuhkan. Aku melihat pesanan orang yang disebelah kiriku sudah
datang, aku melihat ternyata cara minum jamu itu ada 2. Kita akan diberikan 2
gelas sekaligus, yang satu gelas sedang yaitu gelas yang berisi racikan jamu
tadi. Terlihat gelas berisi racikan jamu orang yang ada disebelahku warnanya
menjijikan pasti rasanya amat tidak enak sekali, tapi untunglah ada 1 gelas
lagi yaitu 1 gelas kecil air putih untuk setelah kita menghabiskan jamunya. Tak
begitu lama jamu orang yang ada disebelahku habis tak tersisa terlihat dia
sangat menikmati sekali meminum jamunya.
Dan tak lama setelah orang itu
pergi akhirnya jamu pesananku pun datang, aku melihat aku pun mendapatkan 2
gelas seperti orang yang disebalahku tadi dan aku mulai jijik membayangkan
rasanya. Aku pikir ya demi kesehatan memang harus aku habiskan, begitu jamu
sampai didepan mataku tanpa berpikir panjang aku langsung melahap habis jamu
digelas yang berukuran sedang tapi ketika aku meminumnya sedikit aku merasakan
rasa enak dijamunya. Tidak ada sama sekali rasa jijik yang tadi aku bayangkan,
aku merasakan campuran rasa madu dan mint yang segar dijamu tersebut, ketika
jamuku habis aku juga ternyata mendapatkan 2 pil kapsul yang akupun tak tahu
untuk apa 2 kapsul itu fungsinya tapi aku langsung meminumnya dengan air putih
yang telah disediakan digelas kecil. Dan aku salah, ternyata gelas kecil yang
aku kira berisi air putih ini berasa lemon nan manis sungguh minuman yang segar
dan enak sekali.
Ingin rasanya aku nambah 1 porsi
lagi saat itu, tapi aku takut overdosis. Tak lama setelah minum jamu, aku
langsung membayarnya dan bersegera pulang, tak lupa aku membeli 1 kotak kecil
madu karena aku juga termasuk penyuka madu walaupun tak terlalu berkhasiat
menurutku saat dikonsumsi. 1 porsi jamu yang kuminum tadi seharga 9rb rupiah
sedangkan 1 kotak kecil madu yang kubeli tadi 15rb rupiah dengan berat 100g.
Itulah pengalaman pertamaku menyedu jamu di counternya, adalah pengalaman
pertama yang akan membuatku kembali meminum jamu discounter kalau mengetahui
rasa dan khasiatnya bisa sehebat itu. Dan semoga senantiasa aku selalu menjadi
manusia yang bersyukur kepada Allah SWT atas segala rezeki yang telah Dia
berikan.