Tahukan, kalau hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat kita saat Bulan Ramadhan tiba moment ini biasa dimanfaatkan untuk berkumpul kembali bersama keluarga, saudara, dan teman-teman. Hal ini terjadi juga padaku, seperti yang kalian ketahui. Aku adalah anak perantauan, berasal dari Bandar Lampung dan menghabiskan masa kuliah di Bandung.
Perjalanan dari Bandar Lampung ke Bandung dapat ditempuh
dengan Bus atau Damri dengan waktu 10 jam jika berangkatnya pada malam hari,
umumnya Bus yang mengantar kami dari Bandar Lampung ke Bandung maupun
sebaliknya berangkat pada malam hari sehabis Maghrib maupun Isha.
Kami (para penumpang) tinggal tidur saja didalam Bus dan dan
menunggu keesokan paginya sampai di tempat tujuan.
Aku merasa ada keanehan dengan ritual buka puasa bersama pada
Bulan Ramadhan, meskipun pada awalnya aku senang-senang saja dengan acara ini. Ada
hal yang membuatku berpikir, mengapa hanya saat bulan puasa saja kami berkumpul
kembali. Pada bulan lainnya ?
Diluar bulan puasa aku jarang memberi kabar kepada
teman-teman yang selama ini sudah terlupakan, begitupun dengan mereka. Kami
kehilangan contact, teknologi sudah canggih ? Bukan karena itu.
Yang bila lebih spesifik lagi harusnya diluar bulan puasa
ini kami masih harus tetap berhubungan meskipun sebatas jejaring social atau
sms. Hal ini tak hanya terjadi dilingkunganku bersama teman-teman melainkan
juga terjadi dikeberadaanku dengan saudara, jarang sekali aku mengontact mereka
walupun sekarang teknologi menjadi semakin canggih. Harusnya teknologi yang
semakin canggih ini digunakan dengan baik oleh kami untuk tetap menjaga
silaturahmi seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW agar sesama muslim
saling bersilaturahmi. Aku sedih sekali ketika tidak menjalankan wasiat dari
Beliau.
Itu yang kumau sebenarnya, untuk menggabungkan kembali
bagian-bagian dari kami tanpa adanya sebuah keterpaksaan melainkan karena
memang kami saling merindukan. Saat ini aku dan Alam sepupuku kami sedang
merencanakan untuk mengumpulkan kembali keluarga besar dari Yayik, Yayik adalah
Kakekku yang berasal dari mamah. Yayik memiliki 12 anak, dan satu anak
standarnya memiliki 4 orang anak. Bisa dibayangkan kan berapa jumalh cucu dari
Yayik ini, meskipun banyak tapi dulu saat Beliau masih hidup kami sering
berkumpul bersama meskipun diluar bulan suci ramadhan. Banyak sekali
kenangan-kenangan indah dimasa kecilku dulu bersama saudara-saudara dan
berencana agar kenangan-kenangan kami dulu menjadi pondasi yang kuat bagi kami
untuk tetap bersama dan saling membantu. Bila ada salah satu dari kami yang
kesulitan maka yang lain akan siap membantu, begitulah persaudaraan yang
sebenarnya.
Aku juga berharap perkumpulan dengan teman SMA kali ini akan
menjadikan kami lebih akrab satu sama lain, karena sudah banyak dari kami yang
lulus kuliah bahkan sudah ada yang menikah. Kami berharap agar pertemanan kami
ini bisa saling bantu membantu untuk kesuksesan kami. Di reuni SMP kemarin aku
tak ikut karena aku lupa kalau SMP mengadakan reuni, tetapi setahun sebelumnya
aku mengikuti acara tersebut. Sungguh banyak yang berubah dari teman-temanku
terutama fisiknya, dan yang wanita menjadi lebih cantik-cantik begitupun yang
pria menjadi lebih gagah-gagah. Diantara temanku itu sudah ada yang
menghasilkan uang sendiri dan banyak juga yang kuliah diluar Lampung, aku
senang dapat melihat mereka kembali. Terutama aku senang melihat seorang teman
yang pertama kali kukenal di SMP dulu namanya Axel, dulu saat SMP badannya
sangat besar sekali dan aku kaget ketika awal kuliah aku melihat fotonya di
salah satu jejaring social badannya telah menjadi kurus.
Aku penasaran dan sungguh ingin melihat bentuk aslinya, dan
ternyata setelah bertemu dengan sosok aslinya memang benar anak itu sudah
berubah. Tidak hanya fisiknya melainkan juga sikapnya, tapi sifatnya tidak
berubah menurutku. Aku lebih senang dengan sikapnya yang dulu, lebih lucu. Dulu
dia sering sekali berkelahi ketika di SMP dan untungnya dia juga sering sekali
menang. Hebat anak itu.
No comments:
Post a Comment