Tuesday 9 July 2013

Minum Jamu

Berdasarkan ketetapan pemerintah bahwa di Indonesia besok akan memasuki hari pertama bulan suci ramadhan, senang sekali rasanya. Akhirnya bulan yang selama ini ditunggu-tunggu datang juga walaupun setiap malam aku sering melihat bulan yang terang benderang. Dalam agama Islam bulan suci ramadhan adalah bulan terbaik diantara bulan-bulan lainnya karena pada bulan ini diturunkan Kitab Suci Alquran kepada Utusan Allah yaitu Nabi Muhammad SAW, oleh karena itu pada bulan ini juga umat islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca dan memahami isi dari Alquran tersebut.

Saat ini aku masih tinggal di Bandung, dan ternyata tidak hanya di Bandung melainkan dikota asalku Lampung kata mamaku saat kami sedang bertelpon disana juga sedang musim hujan. Karena musim hujan cuaca jadi dingin, dan mulai pada pergantian cuaca itulah aku mulai mudah terserang penyakit. Aku mulai terkena pilek yang hampir setiap saat membuatku menarik tissue dari tempatnya dan membuatku membeli stock tissue yang baru, setelah pilekku agak reda aku terkena penyakit yang lainnya lagi yaitu batuh disertai dahak. Kebetulan aku adalah orang yang tak begitu suka meminum obat karena menurutku pengaruh obat hanyalah bergantung pada sugesti masing-masing orang, gampang sekali rasanya menasehati orang bahwa penyakit itu bisa cepat hilang tergantung dari sugesti kita masing-masing.

Tapi untuk menerapkannya pada diriku sendiri, lumayan sulit rasanya. Disaat penyakitku ini sudah berjalan sekitar 3 hari aku kembali teringat ketika dulu sewaktu aku sedang SMP dan kebetulan saat itu papahku sedang sakit beliau menyedu jamu untuk dirinya dan beliau bilang kalau kita sebagai orang Indonesia harus belajar mengenal jamu sebagai obat tradisional Indonesia, akupun sebenarnya pernah meminum jamu namun sudah lama sekali sepertinya. Terakhir kali aku minum jamu gendong adalah ketika aku masih SD dulu karena didaerahku masih merupakan daerah kota yang belum begitu berkembang jadi masih banyak tukang jamu gendong yang lewat dan tetangga-tetanggaku juga masih membiasakan dirinya untuk meminum jamu.

Dan dimalam itu yaitu malam ketiga saat aku sakit, setelah makan makanan favoritku Sate Ayam ketika aku sakit aku langsung meniatkan diriku untuk pergi ke Counter Jamu menggunakan sepeda motor, kebetulan didekat kawasan kampusku kawasan pendidikan Telkom lumayan banyak orang yang membuka counter jamu dan setahuku sepertinya kebanyakan dari mereka yang membuka counter jamu itu adalah perantauan yang berasal dari Jawa Tengah ke Timur karena saat aku berbicara kepada mereka kebanyakan dari mereka yang berlogat jawa. Itu adalah pertama kalinya aku meminum jamu di counter, aku minta langsung disedu ditempat. Ketika aku datang, saat itu aku mengenakan topi, celana training panjang, kaos tangan panjang dan aku lapisi dengan jaket ketat panjang untuk melindungi tubuhku dari kedinginan.

Dan aku mulai masuk ke counter jamunya, aku melihat ada pasangan suami istri yang sedang memesan jamu. Ada segerombolan bapak-bapak yang terlihat seperti kuli bangunan, dan aku langsung bilang ke tukang peracik jamunya. Tukang peracik jamunya ada 2 orang, yaitu mas-mas yang sepertinya seumuran denganku dan satu lagi bapak-bapak hampir ketuaan yang mengenakan peci. Bapak itu terlihat alim karena ia mengenakan peci, tapi kalau ia mengenakan peci mengapa ia menjadi peracik jamu. Bukankah lebih baik ia tetap berada dimasjid, tapi setelah aku pikir-pikir menjadi peracik jamu tak kalah dengan menjadi guru. Kalau menjadi guru, kita dapat mewariskan ilmu yang kita miliki kepada murid-murid. Dari situ kita mendapatkan pahala, dan kalau menjadi peracik jamu kita membantu orang-orang yang sakit untuk sembuh atau yang sehat ingin tetap sehat. Tapi semua pahala tetap kembali pada perhitungan Allah SWT.

Aku langsung bilang kepada bapak yang mengenakan peci mengenai penyakitku, kataku “Pak minta jamu untuk sakit”. Karena bapak tua itu sedang meracik jadi mas yang ada disebelahnya mencoba untuk membantunya dengan menjawab pertanyaanku “Sakit apa ?” kata ma situ. Lalu aku jelaskan tentang masalah yang kualami kalau aku mengalami sakit tenggorokan, badan kedinginan, dan ingin menjaga usus agar tetap sehat. Lalu bapak tua tadi menjawab “Khusus”, kemudian aku lebih mengeraskan suaraku “Usus” kataku. Kupikir dengan ucapan yang kedua kalinya ini bapak tua itu sudah mengerti, lalu tiba-tiba bapak tua tadi menjawab “Oooo.. Jamu khusus, iya nanti dibuatkan jamu khusus”. Jegerrr pikirku. Untunglah mas yang disebelahnya mencoba membantu menjelaskan kepada bapak tua itu hingga akhirnya si bapak mengerti.

Orang yang ada di counter jamu itu terlihat tertawa semua melihatku, dalam pikiranku saat itu mungkin mereka melihatku berbicara seperti sedang mengonsultasikan penyakitku ke dokter saja. Ya mau bagaimana lagi, memang inilah yang kualami kalau tidak kuceritakan lalu apa yang ingin kusembuhkan. Aku melihat pesanan orang yang disebelah kiriku sudah datang, aku melihat ternyata cara minum jamu itu ada 2. Kita akan diberikan 2 gelas sekaligus, yang satu gelas sedang yaitu gelas yang berisi racikan jamu tadi. Terlihat gelas berisi racikan jamu orang yang ada disebelahku warnanya menjijikan pasti rasanya amat tidak enak sekali, tapi untunglah ada 1 gelas lagi yaitu 1 gelas kecil air putih untuk setelah kita menghabiskan jamunya. Tak begitu lama jamu orang yang ada disebelahku habis tak tersisa terlihat dia sangat menikmati sekali meminum jamunya.

Dan tak lama setelah orang itu pergi akhirnya jamu pesananku pun datang, aku melihat aku pun mendapatkan 2 gelas seperti orang yang disebalahku tadi dan aku mulai jijik membayangkan rasanya. Aku pikir ya demi kesehatan memang harus aku habiskan, begitu jamu sampai didepan mataku tanpa berpikir panjang aku langsung melahap habis jamu digelas yang berukuran sedang tapi ketika aku meminumnya sedikit aku merasakan rasa enak dijamunya. Tidak ada sama sekali rasa jijik yang tadi aku bayangkan, aku merasakan campuran rasa madu dan mint yang segar dijamu tersebut, ketika jamuku habis aku juga ternyata mendapatkan 2 pil kapsul yang akupun tak tahu untuk apa 2 kapsul itu fungsinya tapi aku langsung meminumnya dengan air putih yang telah disediakan digelas kecil. Dan aku salah, ternyata gelas kecil yang aku kira berisi air putih ini berasa lemon nan manis sungguh minuman yang segar dan enak sekali.


Ingin rasanya aku nambah 1 porsi lagi saat itu, tapi aku takut overdosis. Tak lama setelah minum jamu, aku langsung membayarnya dan bersegera pulang, tak lupa aku membeli 1 kotak kecil madu karena aku juga termasuk penyuka madu walaupun tak terlalu berkhasiat menurutku saat dikonsumsi. 1 porsi jamu yang kuminum tadi seharga 9rb rupiah sedangkan 1 kotak kecil madu yang kubeli tadi 15rb rupiah dengan berat 100g. Itulah pengalaman pertamaku menyedu jamu di counternya, adalah pengalaman pertama yang akan membuatku kembali meminum jamu discounter kalau mengetahui rasa dan khasiatnya bisa sehebat itu. Dan semoga senantiasa aku selalu menjadi manusia yang bersyukur kepada Allah SWT atas segala rezeki yang telah Dia berikan.

No comments:

Post a Comment